Istilah “ASTHA BRATA”
Berasal dari kata Asto atau Hasto yang
artinya delapan, kemudian Baroto yang artinya laku atau perbuatan. Jadi
ASTHA BRATA atau Hasto Broto berati delapan laku atau delapan perbuatan.
ASTHA BRATA terdapat dalam Sarga XXIV dari wejangan Ramayana kepada Gunawan Wibisono, juga Sri Kresna kepada Arjuna.
Diterangkan bahwa seseorang yang ditakdirkan
untuk menjadi pemimpin atau raja adalah dalam jiwanya terdapat delapan
macam sifat kedewasaan atau delapan macam watak-watak delapan dewa.
Kewajiban seorang pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap:
1. Dewa Surya atau Watak Matahari
Menghisap air dengan sifat panas secara perlahan
serta memberi sarana hidup. Pemimpin harus selalu mencerminkan sifat
dan sikap semangat kehidupan dan energi untuk mencapai tujuan dengan
didasari pikiran yang matang dan teliti serta pertimbangan baik buruknya
juga kesabaran dan kehati-hatian.
2. Dewa Chandra atau Watak Bulan
Yang memberi kesenangan dan penerangan dengan
sinarnya yang lembut. Seorang pemimpin bertindak halus dengan penuh
kasih sayang dengan tidak meninggalkan kedewasaannya.
3. Dewa Yama atau Watak Bintang
Yang indah dan terang sebagai perhiasan dan yang
menjadi pedoman dan bertanggung jawab atas keamanan anak buah, wilayah
kekuasaannya.
4. Dewa Bayu atau Watak Angin
Yang mengisi tiap ruang kosong. Pemimpin mengetahui dan menanggapi keadaan negeri dan seluruh rakyat secara teliti.
5. Dewa Indra atau Watak Mendung
Yang menakutkan (berwibawa) tetapi kemudian
memberikan manfaat dan menghidupkan, maka pemimpin harus berwibawa murah
hati dan dalam tindakannya bermanfaat bagi anak buahnya.
6. Dewa Agni atau Watak Api
Yang mempunyai sifat tegak, dapat membakar dan
membinasakan lawan. Pemimpin harus berani dan tegas serta adil,
mempunyai prinsip sendiri, tegak dengan berpijak pada kebenaran dan
kesucian hati.
7. Dewa Baruna atau Watak Samudra
Sebagai simbol kekuatan yang mengikat. Pemimpin
harus mampu menggunakan kekuatan dan kekuasaannya untuk menjaga
keseluruhan dan keutuhan rakyat serta melindungi rakyat dari segala
kekuatan lain yang mengganggu ketentraman dan keamanan secara luas dan
merata.
8. Dewa Kuwera atau Watak Kekayaan atau Watak Bumi
Yang sentosa, makmur dengan kesucian rohani dan
jasmani. Pemimpin harus mampu mengendalikan dirinya karena harus
memperhatikan rakyat, yang memerlukan bantuan yang mencerminkan sentosa
budi pekertinya dan kejujuran terhadap kenyataan yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar